Sunday, 30 May 2010
Pencak Silat menjadi MULOK di sekolah se Kabupaten Cianjur
Tuesday, 25 May 2010
Berita Duka Cita
Telah meninggal dunia Guru Besar Silat Pamacan Cimande,
Bapak Kusmedi (Bpk Cimong)
Rabu, 26 Mei 2010 01:30
...
kita telah kehilangan satu lagi
tokoh pencak silat
semoga beliau mendapatkan tempat yang layak di
sisi Nya,
dan ketabahan bagi keluarga yang ditinggalkan
Monday, 24 May 2010
Rd. H. Azis Asy'ari
Beliau adalah salah satu murid langsung Gan Uweh yang sangat aktif mengembangkan dan mempromosikan Pabuci.
lahir di Cianjur pada tanggal 11 September 1949, Pa Azis -demikian biasa beliau dipanggil- tampak masih sangat segar di usia nya saat ini. Pa Azis lah yang memperkenalkan dan membawa Pabuci ke Jakarta dan saat ini tengah merintis Pabuci di Kota Malang.
Beliau Sangat aktif dalam kegiatan yang menyangkut Pencak Silat, aktif di forum diskusi sahabat silat, dan termasuk salah satu tokoh yang hadir pada saat kelahiran Forum Pecinta dan Pelestari Silat Tradisional Indonesia pada tanggal 10 Juni 2010.
Semangat dan kecintaannya pada Pencak Silat sangat patutu dicontoh oleh kita semua.
Wassalam
Thursday, 24 September 2009
Rd. Ibrahim Arifin
Rd. Ibrahim Arifin, atau yang biasa dikenal sebagai Pak Adang Arifin adalah Murid langsung dari R.O Soleh/Gan Uweh yang paling senior saat ini. Pak Adang Arifin terkenal dengan kedisiplinan nya dalam melatih jurus-jurus maenpo cikalong kepada murid-murid nya. Murid yang belajar pada beliau memerlukan kesabaran dan ketekunan ekstra, tetapi hasil yang didapat sangat memuaskan. Hal tersebut diceritakan langsung oleh H. Ceng Suryana yang pernah mengalami langsung dilatih oleh Pak Adang dalam belajar dan berlatih jurus, susun dan tomplok.
Di usia nya yang sudah kepala tujuh, Pak adang masih tampak sehat dan gagah, masih semangat kalau berbicara, apalagi menyangkut maenpo cikalong. Semoga beliau selalu diberi kekuatan dan kesehatan oleh Allah SWT sehingga dapat terus menjadi sesepuh PABUCI yang dihormati seluruh kalangan.
Thursday, 30 July 2009
PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN MAENPO CIKALONG
Seorang murid atau seseorang yang ingin belajar/mempelajari maenpo cikalong, perlu memperhatikan beberapa prinsip dasar di luar jurus, teknik, aplikasi dan kaedah rasa. Beberapa prinsip dasar itu adalah :
- Ikhlas, yang pertama perlu ditaati adalah niatkan untuk belajar secara ikhlas. Dalam artian tidak ada maksud-maksud tersembunyi seperti hanya sekedar mencoba, ingin mendapatkan kaedah-kaedah tertentu nya saja, atau jurus/teknik tertentu untuk kepentingan pribadi. Niatkan lah untuk belajar secara ikhlas, yaitu memang ingin menekuni, menguasai, melestarikan dan mengembangkan untuk kemaslahatan diri sendiri dan masyarakat.
- Cinta, yang kedua adalah cintailah maenpo ini maka dia akan mencintai kita. Dengan niat yang ikhlas, maka akan timbul cinta terhadap nya dan insyaallah kita akan dimudahkan dalam menuntut ilmu ini.
- Sabar, maenpo cikalong adalah silat yang mengutamakan rasa. Yang dikejar untuk dikuasai adalah "rasa". Kadang seperti membosankan, sekilas sepertinya dari waktu ke waktu yang dipelajari cuma itu-itu saja. Padahal kita tidak menyadari bahwa sudah ada peningkatan dari pelajaran yang kita dapatkan. Oleh karena itu bersabarlah.
- Kemauan yang kuat, insyaallah dengan kemauan yang kuat para guru dan pelatih pun akan dengan senang hati menurunkan ilmu nya.
- Banyak bertanya, bukan dalam artian cerewet tapi asal bunyi. Bertanya lah apa yang tidak kita mengerti, tapi sebelum bertanya coba dan usaha lebih dulu. Setelah terasa mentok barulah bertanya. Insyaallah selanjut nya akan terus mengerti.
- Kejarlah untuk "mengerti" tidak hanya sekedar bisa. Dengan pengertian, maa semua pelajaran akan diterima dengan lebih mudah.
- Takdir, di luar semua itu, kita harus kembalikan semua nya kepada Yang Maha Kuasa. Takdir NYA lah yang menentukan seberapa jauh ilmu yang akan kita dapatkan dan kuasai dari Maenpo Cikalong ini.
Wabillahi Taufik wal Hidayah
Tuesday, 28 July 2009
Penerus Amanat Maenpo Cikalong "Pasar Baru"
Mungkin nama ini kurang begitu dikenal bagi para praktisi bela diri pencak silat di luar Cianjur. Dalam beberapa silsilah aliran Cikalong / maenpo Cikalong sendiri jarang yang tertuliskan namanya, namun siapa nyana bahwa garis silsilah aliran pencak silat Cikalong dari kalangan dalam atau yang lebih dikenal dengan maenpo Cikalong "Pasar Baru" yang dipopulerkan oleh generasi ketiga yakni dari Raden Idrus Wiradireja dan Raden Muhyidin Wiradibrata serta Raden Haji O. Soleh yang merupakan generasi keempat yang bertempat tinggal di daerah Pasar Baru - Cianjur ternyata memiliki penerus amanat tongkat estafet keilmuan aliran ini.
Haji Ceng Suryana HR, terlahir 5 Mei 1946 di Garut yang merupakan wiraswasta dan penduduk Desa Bojong -Karang Tengah ini adalah salah satu murid dari sekian banyak murid yang pernah menimba ilmu pada maestro maenpo Cikalong Raden Haji O.Soleh (gan Uweh). Belajar maenpo Cikalong sejak belasan tahun sekitar tahun 1960-an Haji Ceng Suryana HR yang berasal dari keluarga pecinta pencak silat tertaut hatinya pada aliran ini dan menjadi pencaharian juga pemberhentian terakhir dalam mempelajari bela diri yang sebelumnya memang telah banyak dipelajari. Dalam perjalanan mempelajari aliran Cikalong, semula diselimuti kabut keraguan akan keefektifan atau keampuhan ilmu yang dipelajarinya. Namun setelah setengah tahun diuji sang ayah yang juga seorang pendekar silat dan tak disangka dengan mudah sang ayah di jatuhkannya dua kali, dan merasa bisa dijatuhkan sang anak, ayahnyapun meminta padanya untuk mengundang Raden Haji O. Soleh untuk bersambut tangan yang lebih serius karena dengan anaknya, sang ayah merasa sungkan dan takut melukai. Namun kenyataan pahit dialami kembali ayahnya, dengan sang murid dijatuhkan sebanyak dua kali dan dengan sang guru, Raden Haji O.Soleh maka jauh lebih mudah dijatuhkan. Dengan sentuhan ujung jari telunjuk Raden Haji O.Soleh sang ayahpun dijatuhdudukan dengan mudah. Sejak saat itu keluarga H. Ceng Suryana HR menjadi murid dari Raden Haji O.Soleh.
Beberapa bulan sebelum meninggalnya Raden Haji O.Soleh kepadanyalah Raden Haji O.Soleh mempercayakan untuk menitipkan dan mengamanatkan untuk diterus dan dikembangkannya aliran Cikalong "Pasar Baru" ini. Amanat yang pernah disampaikan padanya antara lain," Kutitipkan (Cikalong) padamu, khawatir suatu saat anak cucuku hendak belajar maenpo Cikalong ..." (titip ka Aceng, bisi jaganing geto aya anak incu nu hayang diajar maenpo Cikalong..) secara simbolis pula Raden Haji O. Soleh pernah berkata pada H. Ceng Suryana HR sebagai penerusnya," Yang sekarang belum didapat akan kau dapatkan pada saatnya nanti..." ( nu ayeuna can kasampak bakal kapanggih `engke'..) sambil memakaikan kopiah / peci-nya pada Haji Ceng Suryana HR. Sejak meninggalnya Raden Haji O.Soleh sebagai guru besar Cikalong generasi IV seiring itu pula nama penerus aliran ini tenggelam.
Bertahun-tahun lamanya nama Haji Ceng Suryana HR tak muncul dipermukaan dan tak dikenal masyarakat pencak silat luar Cianjur apalagi masuk dalam silsilah aliran Cikalong, seakan tenggelam dalam hiruk pikuk dan gempitanyanya persilatan. Namun dalam beberapa tahun terakhir dengan segala kerendahan hati dan permintaan para murid yang belajar padanya, maka namanya mulai dikenalkan para murid pada masyarakat pencak silat dan media. Ini sebagai bentuk jawaban dan tanggung jawab atas keprihatinan semakin sedikitnya sumber keilmuan bela diri Indonesia yang "hilang" ditelan jaman. Hal ini juga sebagai upaya menjaga tradisi bangsa yang adiluhung agar tidak hilang atau diklaim bangsa lain.
Selain itu penerus aliran Cikalong "Pasar Baru" antara lain : Raden I. Arifin yang masih keluarga dari Raden Haji O.Soleh dan Iyus Sarosi sebagai murid dari Raden Muhyidin Wiradibrata....bersambung
Thursday, 23 July 2009
Gan Muhyidin
Mengenai jalur keilmuan Cikalong mungkin perlu disebutkan juga Rd. Muhyidin murid dari Rd. Bratadilaga. Beliau ini selain belajar kepada Rd. Bratadilaga tidak pernah berguru kepada siapapun lagi, sehingga mungkin bisa dibilang Cikalong yang diajarkan oleh beliau masih murni dan belum mendapat pengaruh Sahbandar.
R. Muhyidin lebih sering menggunakan usik puhu yang selalu mendahului gerak lawan.
Berdasarkan informasi Jurus Tujuh adalah jurus yang diajarkan oleh Gan Muhyidin kepada Gan Uweh. -bang ajad-