(Madi-Sabandar-Kari)
A. MADI
Bang Madi, seorang penjual kuda yang berasal dari Pagarruyung, Sumatra Barat. Setelah berkenalan dan akhirnya bersambung tangan, akhirnya diketahui bahwa Bang Madi adalah seorang ahli pencak silat yang sangat tangguh.
Dari Bang Madi R.H. Ibrahim memperoleh ilmu permainan rasa, yaitu sensitivitas atau kepekaan rasa yang positif sehingga pada tingkat tertentu akan mampu membaca segala gerak lawan saat anggota badan bersentuhan dengan anggota badan lawan, serta segera melumpukannya.
Menurut beberapa tokoh, salah satu ciri atau kebiasaan dari Bang Madi adalah mahir
dalam melakukan teknik “bendung” atau menahan munculnya tenaga lawan, di samping “mendahului tenaga dengan tenaga”. Di kalangan aliran Cikalong teknik ini disebut “puhu tanaga” atau “puhu gerak”.
B. SABANDAR
Masuknya pengaruh Sabandar di cikalong sepertinya dimulai dengan belajarnya murid generasi pertama cikalong ke Mama Kosim (Sang Maestro Sabandar). Salah satu tokoh cikalong yang belajar juga pada Mama kosim adalah Rd. Enoh.
Salah satu ciri aliran Sabandar adalah mahir dalam mengalirkan tenaga, yang dalam kalangan pencak silat dikenal dengan istilah liliwatan, coplosan atau kocoran.
C. KARI
Atas petunjuk Bang Madi, R.H. Ibrahim disarankan untuk menemui seorang tokoh silat dari Kampung Benteng, Tangerang yang bernama Bang Kari.
Dari Bang Kari, R.H. Ibrahim mendapatkan (ulin peupeuhan) ilmu pukulan yang mengandalkan kecepatan gerak dan tenaga ledak.
0 comments:
Post a Comment